Kamis, 17 November 2022

AKSI NYATA TOPIK 2 ADIBLOGKOSUTO

 

AKSI NYATA TOPIK 2

KURIKULUM MERDEKA

1.       Pemahaman Kurikulum dan Pembelajaran

2.       Murid sebagai Pusat Pengembangan Kurikulum

3.       Pembelajaran Berdasarkan Prinsip Pembelajaran Paradigma Baru

4.       Struktur Pembelajaran mendorong murid merdeka belajar

Aktivitasnya meliputi 2 modul

Modul 1

Aktivitas1: Apa itu kurikulum

Aktivitas 2: Mengapa kurikulum berubah

Aktivitas 3: Mengapa kurikulum perlu diadaptasi

Modul 2

Kurikulum dalam pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran paradigma baru untuk membantu murid dalam mencapai kompetensinya. Pembelajaran dan Asesmen merupakan bagian yang sebaiknya tidak dipisahkan, karena guru dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju, sehingga perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran diupayakan guna mencapai kompetensi tersebut. Oleh karena itu, Prinsip Pembelajaran dapat dimaknai secara utuh bersamaan dengan prinsip asesmen. Pembelajaran dan Asesmen merupakan suatu kesatuan siklus yang pada ujungnya membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas.

Penjelasan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen lebih lanjut dapat dilihat dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen hlm.3-9

Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum

Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka adalah konsep teaching at the right level atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep ini mengusung pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya.

 

Lalu bagaimana kaitan konsep ini dengan Capaian Pembelajaran? Video ini akan membahas jawaban pertanyaan tersebut dengan menjelaskan secara umum posisi Capaian Pembelajaran dalam kurikulum.

Kompetensi, Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah luaran jangka panjang yang diharapkan dari kurikulum. Untuk mewujudkannya perlu proses yang konsisten dari fase PAUD sampai jenjang SMA/K. Membahas  kaitan antara kompetensi dalam Capaian Pembelajaran dengan terwujudnya Profil Pelajar Indonesia. Dengan begitu, kita dapat memahami bagaimana implementasinya di kelas nanti.

Modul 1

Aktivitas 1: Apa itu kurikulum

Fungsi dan peran kurikulum dikembangkan dalam kerangka:

1.      1.        Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2.       Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3.       Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontektual sehingga menjadi kontrol sosial

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Proyeksi  pendidikan dalam OECD 2030 memuat:

  • ·         Kognitif
  • ·         Sikap
  • ·         Psikomotor
  • ·         Value/ nilai

Literasi dan numerasi kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan pondasi atau prasarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi  transformatif dengan lingkungan belajar, antisipasi-aksi-refleksi menuju pembelajaran sepanjang hayat.Bukan banyak materi tetapi konten esensial pembelajaran yang akan dilaksanakan secara mendalam.

Inkuiri menekan pada rasa ingin tahu sesuatu yang mendorong belajar. Rasa ingin tahu murid perlu dimunculkan kemudian dicampur dengan obrolan atau percakapan yang menjadi  bagian dari pembelajaran. Pertanyaan seperti mengapa, apa, untuk mengekplorasi apa yang mereka ketahui sehingga menghasilkan dampak yang bermakna.

Siklus inkuiri

  • ·         Menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan
  • ·         Mencari tahu, mengumpulkan data, fakta dan bukti dari eksplorasi  yang murid lakukan serta menggunakan informasi denga beragam ketrampilan yang dimiliki.
  • ·         Memilih, mengorganisasi, menganalisa, menterjemahkan dan mengkomunikasikan yang dipelajari dengan berfokus pada peningkatan ketrampilan berpikir.
  • ·         Membuat koneksi, mencoba menghubungkan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungannya.
  • ·         Menyelami, mendalami, mendorong murid mengambil makna/esensi kegiatan belajar melalui penyelidikan dan menyelami/mendalami dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab pada diri mereka.
  • ·         Aksi atau tindakan merefleksi apa yang telah murid pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna.

Yang tidak kalah penting adalah transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mewujudkan profil pelajar pancasila melalui pembelajaran berbasis projek sehingga memberikan dampak positif bagi diri dan lingkungannya. Sebagai pemilik pengembang kurikulum di stuan pendidikan  kitalah yang terus beradaptasi mengembngkan kurikulum sesuai konteks dan karakter murid-murid kita

Akttivitas 2: mengapa kurikulum berubah

Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Maksud pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Isu kekinian:

  • ·         Perubahan iklim global
  • ·         Teknologi digital
  • ·         Industri multinasional
  • ·         Transformasi budaya

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai zamannya, bersifat dinamisdan terus dikembangkan atau diadaptasikan sesuai konteks dan karakteristik murid, demi membangun komptensi sesuai kebutuhan mereka kini dan masa depan.

Zaman telah berubah, saat kita jadi murid cita-citanya hanya menjadi dokter, polisi, tentara, sekarang murid-murid kita bercita-cita kadang diluar jangkaun kita seperti menjadi gamer, youtuber, pengembang software aplikasi.

Sebagai guru harus mengikuti zaman yang harus mendidik generasi z dan alpha. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa generasi z sulit dipisahkan dari sosial media. Keadaan ini bisa dimanfaatkan guru sehingga bisa mendukung pembelajaran,misalnya meminta siswa untuk membuat dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital.

“it takes a village ti raise child” perlu orang satu desa untuk membesarkan seorang anak. Pepatah itu mengisaratkan perlunya kolaborasi semua unsur baik orang tua, masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada yang terkenal dengan tiga pilar pendidikan.

Merancang kurikulum memperhatikan :

  • ·         Kebutuhan
  • ·         Pendapat
  • ·         Pengalaman
  • ·         Hasil belajar
  • ·         Kepentingan murid

Kurikulum sejatinya untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan. Semua harus berkolaborasi, guru belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai. Orang tua harus memahami perkembangan kebutuhan murid. Pemerintah daerah dan pusat bergerak bersinergi. Kurikulum harus menjadi pusat perkembangan pembelajaran. Kurikulum berubah demi memenuhi kebutuhan murid.

Aktivitas 3: mengapa kurikulum perlu diadaptasi

Memang kurikulum dirancang pemerintah pusat, bagaimana dengan satuan pendidikan yang beragam dari Sabang sampai Merauke,yang utama bagaimana kebutuhan murid yang berbeda-beda dapat diakomodasi. Mengapa kurikulum perlu diadaptasikan di tingkat satuan pendidikan, pertimbangan kurikulum adalah untuk kebutuhan murid yang dinamis dan selalu mengikuti zaman.

Kerangka dasar kurikulum:

  • ·         Tujuan pendidikan nasional
  • ·         Profil pelajar pancasila
  • ·         Struktur kurikulum
  • ·         Prinsip pembelajaran dan asesmen
  • ·         Capaian pembelajaran

Dimulai dengan menganalisis kebutuhan kurikulum dan kondisi sekolah. Mengintegrasikan visi sekolah ke dalam kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP). Untuk  melakukan adaptasi kurikulum caranya dengan merancang KOSP. Penerjemahan kurikulum tidak hanya dipengaruhi faktor geografis tapi juga sosiologis masyarakat setempat. KOSP merupakan dokumen hidup disesuaikan dengan kebutuhan murid.

Refleksi dilakukan seluruh pemangku kepentingan, dokumen kurikulum dekat dengan kehidupan sehari-hari disesuaikan demi mencapai tujuan pendidikan. Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid adalah tolok ukur adaptasi KOSP. Tujuannya untuk memastikan bahwa setiap murid akan berkembang sesuai dengan zamannya.

Modul 2

Aktivitas: Kurikulum dalam pembelajaran

Kurikulum sifatnya dinamis, mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan satuan pendidikan. Kurikulum dalam pembelajaran perlu memperhatikan

  • Visi: tujuan jangka panjang sekolah
  • Misi: cara sekolah mencapai tujuan dan
  • Tujuan sekolah jangka panjang dan jangka pendek

Setiap sekolah mempunyai kewenangan untuk mengatur alur tujuan pembelajaran, modul ajar, media pembelajaran, sampai assesmen. Muatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan murid.

 Untuk refleksi dan umpan balik klik link berikut:

https://forms.gle/6qcGm8Pah3Mfkgna8

Senin, 14 November 2022

AKSI NYATA TOPIK 1 ADIBLOGKOSUTO

 

AKSI NYATA TOPIK 1

Merdeka Belajar

 

Modul 1: Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik

1.1.Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefleksikan kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Selanjutnya kita dapat menggunakan kekuatan tersebut serta meminimalkan kelemahan diri kita dalam mendidik dan mengajar siswa-siswa kita baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Guru mengikuti Bimtek Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta bersiap menghadapi perubahan. Sebagai contoh: Saat ini kita berada pada era digital. Dimana pada era ini terjadi digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pada dunia pendidikan. Saat ini, hampir semua aspek pendidikan sudah dapat di akses dan dilaksanakan secara daring (online) baik melalui aplikasi, media sosial ataupun internet. Sehingga secara tidak langsung, sebagai guru kita harus siap menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dengan teknologi yang akhirnya mengharuskan kita untuk belajar dan mengembangkan diri lebih lanjut tentang teknologi untuk pendidikan serta pemanfaatannya dalam pembelajaran. Agar kita tidak tertinggal oleh zaman.

 

1.2 Apa Peran Saya Sebagai Guru/pendidik?

Pada materi pertama membahas tentang peran kita sebagai pendidik. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran pendidik amatlah penting bagi perkembangan murid. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui peran penting kita dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran yang kita lakukan. Kita harus terus berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menarik, inovatif, menyenangkan yang juga mengakomodasi konsep merdeka belajar.

Penting sekali bagi seorang pendidik untuk terus mengembangkan kemampuan diri, baik secara keilmuan, pendalaman materi, serta inovasi pembelajaran. Sehingga kita bisa berperan secara maksimal dalam mendidik siswa.

1.3 Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya?

Terdapat istilah dari orang-orang terdahulu yaitu, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, yang artinya seringkali siswa terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai pendidik, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan siswa. Kita harus memproyeksikan diri, menjadi guru seperti apa di masa depan? Agar siswa bisa meneladani dari setiap sikap dan perilaku baik, serta pola pikir kita yang inovatif dan menginspirasi dengan harapan mereka bisa menerapkan dalam kehidupannya.

Saat ini, inovasi pembelajaran amatlah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman. Seihngga jika siswa nyaman belajar dengan kita, kita akan lebih mudah dalam menanamkan karakter-karakter baik yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik dituntut untuk selalu belajar dan berinovasi.

Modul 2: Mendidik dan Mengajar

 

2.1 Mendidik Menyeluruh

Selama ini kita selalu yakin dan percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan tempat bagi siswa untuk menyiapkan bekal dalam menghadapi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang kita lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid menyiapkan masa depannya? Apakah praktik mengajar kita sudah cukup membantu siswa menyiapkan bekal itu? Sejauh mana kita bisa mengisnpirasi? Sejauh mana kitabisa membangun karakter mereka?

Untuk jawabannya kita dapat melihat kembali aktivitas kita selama mengajar dikelas kemudian di evaluasi dan ditingkatkan kembali. Atau mungkin dikembangkan lagi praktik-praktik baik dalam mengajar di kelas hingga kita menemukan sebuah formula yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas tersebut, karena kita harus memahami bahwa setiap unik, sehingga satu metode mungkin cocok bagi sebagian siswa namun belum tentu cocok bagi siswa lainnya. Sehingga kita perlu melihat kondisi siswa kita dan menyesuaikan pembelajaran kita sesuai dengan kondisi siswa agar kebutuhan anak akan belajar benar-benar terpenuhi.

2.2 Pendidikan selama satu abad

Pada materi ini, kurang lebih hampir sama dengan materi yang pertama. Yang intinya sejauh mana kita bergerak, kita belajar, kita berinovasi, kita mengembangkan diri dan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang mana hakekat dari belajar adalah belajar tanpa henti. Sampai kapanpun kita akan terus belajar.

2.3 Menjadi Manusia Secara Utuh

Manusia memiliki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana peran pendidik dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin peserta didik untuk mencapai selamat dan bahagia? Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid tersebut?

Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh.

 

3.1 Kodrat Murid

Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang murid, tentu harus memperhatikan beberapa hal terkait latar belakang muridnya. Dalam melakukan pembelajaran di kelas, perlu diperhatikan 3 hal terkait perbedaan latar belakang muridnya, yaitu: Kodrat keadaan, kodrat alam dan kodrat zaman.

3.1.1 Kodrat keadaan

Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Lalu bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengemudikan laju pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?

3.1.2 Kodrat Alam

Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dan lain-lain. Sebagai pendidik harus memahami kodrat alam dari masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dengan kodrat alam yang dimiliki siswa.

3.1.3 Kodrat Zaman

Perubahan zaman merupakan suatu hal yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara kita dalam mendidik dan mengajar pun harus diburah menyesuaikan dengan situasi dan perkembangan zaman. Sebagai pendidik kita dituntut untuk bisa mendidik dan mengajar siswa sesuai dengan perkembangan zaman.

3.2 Azas Trikon

Di antara beberapa azas pendidikan yang perlu diketahui oleh seorang pendidik antara lain, azas trikon. Sudah pernah dengar bukan? Mari kita lanjutkan ulasannya!

Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Seorang pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

Azas Trikon yang pertama adalah Kontinuitas, maksudnya tidak melupakan akar nilai budaya. Dalam pembelajaran selalu diselipkan nilai-nilai budaya positif yang ada dalam masyarakat.

Azas Trikon yang kedua adalah Konvergeni, maksudnya pendidikan harus memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran, guru harus menghargai dan memberikan apresiasi kepada peserta didik, sekecil apapun prestasi yang ditunjukkan.

Azas Trikon yang ketiga adalah Konsentris, maksudnya pendidikan itu harus menghargai keberagaman dan memerdekakan siswa, ini harus kita terapkan dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru harus menghargai keberagaman peserta didik. Keberagaman menyangkut latar belakang keluarga, ekonomi, termasuk keterbatasan fisik. Hal ini menyangkut gaya belajar anak yang harus kita ketahui dan bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran.

Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti

 

4.1 Budi Pekerti

Setiap peserta didik memiliki kecerdasan berpikir masing-masing. Kecerdasan berpikir peserta didik harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya dibentuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Sebagai pendidik harus memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.

4.2 Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan

Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang diperoleh secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan anak yang negatif.

Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

 

5.1 Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia

Dalam materi Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia ini ada 3 poin penting yang kita pelajari yaitu selamat dan bahagia, Sistem Among dan Merdeka Belajar Abad 21.

5.1.1 Selamat dan Bahagia

Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya.

5.1.2 Sistem Among

Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.

Ing Ngarsa Sung Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik terkait sikap dan budi pekertinya sehari-hari terhadap peserta didik.

Ing Madya mangun Karsa, berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada peserta didik untuk giat belajar dan berbuat kebaikan.

Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal yang bermanfaat.

5.1.3 Merdeka Belajar Abad 21

Kompetensi yang diharapkan di abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan peserta didik menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Pendidik harus memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad 21.

5.2 Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid

Untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik, kita harus memahami bagaimana cara membimbing murid, bagaimana peran keluarga, sekolah dan masyarakat. Mari kita bahas lagi!

5.2.1 Membimbing Murid, memperbaiki bangsa

Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. Pendidik harus memahami bagaimana perannya dalam memperbaiki bangsanya.

5.2.2 Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal dan kondusif bagi peserta didik.

Demikian hasil ringkasan dari pelatihan mandiri topik merdeka belajar, semoga bermanfaat, terima kasih.

 Sudi kiranya Bapak/Ibu menanggapi artikel ini dengan mengisi umpan balik di bawah ini.

Untuk umpan balik dan masukkannya buka link berikut:

 https://forms.gle/xBbeAPmf69izXVoR8